Tuesday 13 August 2013

Djakarta Artmosphere 2012: Wajah Lama Warna Baru

Sekitar 1 minggu sebelum acara berlangsung publik dikagetkan dengan kondisi legenda hidup Indonesia Benny Soebardja yang harus masuk rumah sakit lantaran terkena serangan jantung. Namun 1 minggu berselang spirit manggung beliau begitu hebat untuk mengalahkan penyakit yang dialaminya. Djakarta Artmosphere 2012 yang merupakan perhelatan keempatnya, tetap memasang nama Benny Soebardja dalam rundown acara berkolaborasi dengan The S.I.G.I.T, selain itu adapula nama Ermy Kulit dan Zeke Khaseli, Andy Ayunir dan The Upstairs, serta Bob Tutupoly dan Shaggy Dog.
Dari pukul 5 sore sudah terlihat anak – anak muda duduk nongkrong di depan Balai Sarbini tidak sabar menanti penampilan kolaborasi lintas generasi tersebut. Namun ketika acara dimulai sekitar pukul 8 malam, penonton yang mengisi venue tidak seantusias anak – anak muda tersebut, ini menyebabkan acara tersebut menjadi terasa seperti private concert.
Celotehan Sarah Sechan dan Soleh Solihun membuka acara dengan mengundang gelak tawa dari para penonton mencoba membuat suasana acara menjadi hangat hingga akhirnya para personel The S.I.G.I.T yang digawangi Rekti, Farri, Adit, serta Acil sudah bersiap-siap di atas panggung. The S.I.G.I.T mencoba menggebrak dengan hitsnya “Clove Doper”. Namun sayang, penampilan mereka terganggu oleh masalah teknis. Terlihat di sini persiapan yang dilakukan panitia masih kurang. Untungnya penonton terhibur dengan melihat Benny Soebardja naik ke atas panggung. Benny Soebardja dan The S.I.G.I.T langsung membawakan tembang favorit dari album satu – satunya Shark Move Ghede Chokra’s, “My Life”. Vokal Benny Soebardja masih membahana ketika melantunkan bagian ballad dari lagu tersebut namun ketika tempo lagu naik, suara  melengking Rekti mengingatkan vokal Benny Soebardja saat muda.
Pada lagu “18 Years Old”, kembali ketidaksiapan panitia ketika permainan flute Rekti terlihat sia – sia karena sound yang kurang mumpuni. Dilanjutkan dengan single dari Shark Move yang masuk ke dalam album kompilasi Those Shocking Shaking Days bertajuk “Evil War”. Penampilan mereka ditutup dengan lagu kojo The S.I.G.I.T yaitu “Black Amplifier”. Pada ending lagu, Acil mengimprovisasi menambahkan durasi lagu memberi kesempatan Farri, Rekti juga Benny Soebardja unjuk gigi. Di sini Benny Soebardja seperti tidak mau kalah dengan sound gitar yang dimiliki Farri, sehingga tercipta komposisi sound gitar yang menarik menutup sesi pertama Djakarta Artmosphere 2012.
Pada sesi ke-2 Zeke Khaseli seperti biasa tidak hanya memberi suguhan audio namun juga visual yang menarik. Memadukan sound effect dengan teatrikal, Zeke Khaseli membuka dengan nomor “Boylien 9 No 1”, “11:01” dan “Rolling Like a Stupid Stone”. Tidak lama berselang, Ermy Kulit yang masuk ke panggung dengan menggunakan kaftan putih langsung menembangkan lagu “Kasih” dan berhasil membawa penonton untuk bernyanyi bersama. Dilanjutkan dengan “Don’t Worry Darling”, Zeke mencoba masuk dengan warna absurditasnya ke dalam lagu populer dari Ermy Kulit. Selanjutnya Ermy Kulit terlihat dipermainkan oleh Zeke Khaseli dalam lagu – lagu miliknya.
Suasana 80an kini menaungi panggung Jimmy Multazam dan kawan – kawan The Upstairs ketika membuka penampilannya dengan medley “Hanya Aku”, “Musik”, “Lantai Dansa” serta “Anarki”. Di sinilah sound system baru terasa sempurna dengan dentuman drum elektrik dari Benny serta alunan bass dan synth dari Pandu dan Krisna sedangkan Kubil Idris di gitar tetap tampak kalem. Lampu dipadamkan dan personel The Upstairs terlihat meninggalkan panggung lalu terlihat sosok yang dikenal sebagai Andy Ayunir terasa datang dari masa depan menggunakan kostum jumpsuit silver. Andy Ayunir langsung mengendalikan gear nya dan membuat tercengang penonton dengan kemampuannya. Lampu sorot pun membantu penampilan Andy semakin kosmik.  The Upstairs lalu kembali masuk ke panggung dan berkolaborasi dengan Andy membawakan single – single yang sangat catchy. Kejutan kembali diberikan Djakarta Artmosphere 2012 dengan masuknya jagoan 80-an Ikang Fawzi membawakan soundtrack dari film 80-an “Catatan Si Boy”. Penampilan sesi 3 ini ditutup oleh lagu anthem milik The Upstairs Gadis Gangster. Di sini terjadi battle keytar antara Krisna The Upstairs dan seniornya Andy Ayunir.
Memang cocok pasangan Shaggy Dog dan Bob Tutupoly diberikan tempat terakhir sebagai puncak acara. Shaggy Dog membawakan tembang “Kembali Berdansa”, “Hey Cantik”, dan “From The Doc To The Dog” dengan apik memperlihatkan kejeniusan masing – masing personelnya dalam bermusik. Bob Tutupoly melengkapi kejeniusan Shaggy Dog dalam naungan Shaggy Bob. Tembang populer milik beliau “Di Mana” dibalut menarik oleh Shaggy Dog membuat penonton bergoyang sambil ikut menyanyikan lagu tersebut. Giliran suara Bob yang mengindahkan “Lagu Rindu” milik Shaggy Dog. Memang begitu terasa vokal Heru sang vokalis begitu sewarna dengan seniornya tersebut. Bob Tutupoly dalam selang antar lagu begitu komunikatif menceritakan pengalamannya dalam bermusik sehingga terdengar keberanian seorang penonton berteriak “Widuri!” tanda request lagu tersebut dibawakan. Langsung Bob Tutupoly bersemangat mengganti pakaiannya di atas panggung dari jas merahnya menjadi jas kuning lengkap dengan topinya. “Widuri” pun begitu meriah dibawakan oleh Shaggy Bob. Terakhir judul lagu yang diambil dari kampung halaman Shaggy Dog, “Sayidan” menutup Djakarta Artmosphere 2012. Penonton sempat meminta encore namun sayangnya panitia tidak mengizinkannya karena memang waktu tidak terasa telah melewati tengah malam.
11 November 2012

No comments:

Post a Comment